Wamen LHK, Energy Terbarukan Masa Depan Negara

IMG 20220825 WA00451661440484483
Wamen LHK RI Alue Hodong bersama rombongan tinjau Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PT SEML

Solsel, kopasnews.com – Energy Baru Terbarukan (EBT) sebagai tulang punggung masa depan negara. Bahkan potensi Geothermal di Indonesia mencapai 24 Gigawatt memiliki energy panas bumi secara nasional.

Rata-rata berada di kawasan konservasi dan taman nasional. Seperti di Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan.

Hal ini diungkap Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, Alue Hodong, Kamis (25/8/2022) saat berkunjung ke PT Supreme Energy Muaro Laboh (SEML).

Terkendala HPK, Wamen LHK Siap Bantu Persoalan Jalan Tembus Solsel-Dharmasraya

Termasuk untuk pengeboran tahap II di PT SEML di Kabupaten Solok Selatan, menurutnya jadi penyebab dukungan penuh Pemerintah Pusat untuk keberlanjutan proyek nasional tersebut.

“Proyek energi terbarukan yang ramah lingkungan ini sama hal dengan tambang. Kalau tambang skalanya besar, tapi panas bumi hanya dilakukan pengeboran pada permukaan kecil dan energi harus dimamfaatkan sebagai tulang punggung di masa depan negara,” katanya.

“Semua itu perlu dukungan kita di Kementerian, agar tahap II pengeboran sumur panas bumi di PT SEML dapat terlaksana sesuai target,” jelas Wamen Alue.

Sebab energi baru terbarukan sebagai tolak ulur energi di masa depan. Bekaca mata pada hutan, jika tidak ada hutan maka energi tidak akan ada. Begitu juga hutan tidak ada, maka air tidak ada.

Disamping kebergunaan hutan, perlu juga penegakan hukum ditegakan jika ada yang melakukan perusakan hutan secara illegal, seiring perlunya kemitraan konservasi dengan masyarakat sekitar.

Kemitraan ini yang berada di zona trasional bisa direkomendasi sebagai ekowisata alam, agro forestring dan di inti tidak boleh dilakukan. Agar bisa menjadi pagar sosial Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) termasuk dilokasi SEML ini.

 

“Jadi harus kita jaga bersama-sama dilokasi taman nasional. Jika hutan habis, semua kita terancam, sumber air tawar ada disitu, oksigen, satwa fauna juga ada disana,” tuturnya.

Negara G7 Dorong Investasi Sektor Energi Rendah Karbon di Indonesia

Senior Manager Business Relation anda General Affairs PT Supreme Energy Muaro Laboh, Ismoyo Argo mamaparkan, tingkat keberhasilan produksi energy panas bumi Solsel ini 95 persen dengan kapasitas 1×86 megawatt. Saat ini sudah terhubung ke jalur Sumatera, yang sudah mengkover Sumetera Bagian Tengah.

Pihak Suprem untuk lingkungan, juga memiliki program rehabilitasi menghijau daerah tandus, pemantauan satwa sebelumnya belum keluar namun sudah terlihat.

Termasuk Coorporate Social Responsibility (CSR) peningkatan kapasitas masyarakat terdampak.

“Di Solsel kita sudah berproduksi 1×86 megawatt. Kemudian di Sumatera Selatan juga sudah berproduksi energi sejak tahun 2021 dan di lampung saat ini masih tahap eksplorasi,” tuturnya.

Bupati Solok Selatan Khairunas menyampaikan, terkait pengelolaan pembangkit listrik tenaga panas bumi ini, Pemkab selalu berkabolorasi dengan PT Suprem hingga tahap produksi dengan berbagai permasalahan yang dihadapi.

“Untuk pak Mentri Ketahui, bahwa proyek panas bumi sebagai energi terbarukan paling terbesar di Sumatera Barat dan tahap II sedang berproses dengan PLN,” terangnya. (adi)

Terkendala HPK, Wamen LHK Siap Bantu Persoalan Jalan Tembus Solsel-Dharmasraya