Padang, Kopasnews.com – Proyek megah Flyover Sitinjau Lawik yang akan di bangun tahun 2025 ini diperkirakan akan menghabiskan anggaran sebesar Rp27 triliun hingga Rp28 triliun, meski harus ada kajian mendalam terkait ketahanannya mengingat berada pada daerah patahan lempengan dan rawan gempa.
Anggota Komisi V DPR RI, Zigo Rolanda, menekankan pentingnya keterlibatan aktif Presiden dan Menteri Pekerjaan Umum dalam mendukung kelancaran proyek flyover vital yang tengah digagas di Sumatera Barat.
Meskipun Presiden Prabowo Subianto mendapat banyak apresiasi atas dukungannya, Zigo menegaskan bahwa pengawasan yang ketat terhadap proyek ini sangat diperlukan, agar pembangunan bisa berjalan mulus dan memenuhi harapan masyarakat.
“Proyek flyover Sitinjau Lawik ini untuk menekan angka kecelakaan yang hampir setiap harinya terjadi. Kajian aspek keselamatan dan harus didesain dengan ketahanan struktural yang tinggi. Karena berada patahan lempeng dan daerah gempa. Ini sudah kita sampaikan ke Pak Menteri PU pada saat Groundbreaking Flyover Sitinjau Lawik,” kata Zigo Rolanda, Minggu (4/5/2025).
Baca Juga :
Pria asal Solok Selatan itu mengatakan, bahwa dukungan dari Komisi V DPR RI terhadap proyek flyover ini juga disertai dengan perhatian khusus pada aspek keselamatan. Mengingat lokasi yang berada di kawasan pegunungan dengan potensi bencana alam seperti gempa bumi dan pergeseran lempeng tektonik, proyek ini harus didesain dengan ketahanan struktural yang tinggi.
Pemeriksaan dan kajian mendalam terhadap desain dan bahan bangunan diperlukan untuk memastikan keamanan jangka panjang bagi pengendara yang melintas.
“Kita inginkan Flyover ini betul-betul di rancang dengan sebaik mungkin dan harus bersertifikat jaminan atas mutu pembangunan yang akan kerjakan oleh pihak proyek pelaksana kegiatan tersebut,” ujar Mantan Ketua DPRD Solok Selatan itu.
Tidak ketinggalan, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, menyebutkan bahwa proyek flyover ini adalah hasil perjuangan yang dimulai sejak era Gubernur Irwan Prayitno dan diteruskan oleh Gubernur Mahyeldi. Proyek ini tidak hanya akan mengurangi kecelakaan lalu lintas, tetapi juga diharapkan dapat memperlancar distribusi barang dan jasa, serta mendorong perekonomian Sumatera Barat.
“Namun, dalam perjalanan pembangunan ini, ada satu aspek yang tidak boleh diabaikan yakni kesejahteraan masyarakat lokal, terutama para pelaku UMKM,” bener Andre.
Komisi VI mengusulkan agar proyek flyover ini dilengkapi dengan fasilitas pendukung, seperti rest area yang dapat menjadi ruang bagi pedagang lokal untuk berkembang. Hal ini berbeda dengan proyek sebelumnya, seperti Kelok 9, yang minim fasilitas bagi masyarakat sekitar.
Baca Juga :
Kopi Pak Datuak Solsel Mendunia, Wakil Sumbar di Pameran World of Coffee 2025
“Proyek flyover ini bukan hanya sekadar pembangunan infrastruktur jalan, tetapi juga sebuah komitmen terhadap keselamatan, kemajuan ekonomi, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar,” tuturnya.
Dengan anggaran yang diperkirakan mencapai Rp2,8 triliun, diharapkan proyek ini dapat segera terwujud tanpa ada hambatan yang menghalangi kemajuan.
Namun, keberhasilan proyek ini bergantung pada koordinasi yang baik antara berbagai pihak. Pembangunan flyover harus mempertimbangkan semua aspek teknis dan sosial dengan seksama, agar masyarakat sekitar dapat merasakan manfaat maksimal.
Baca Juga :
Menteri PU Tinjau Lokasi Rawan Banjir di Padang, Warga Siap Dukung Proyek Pengendalian
Proyek ini kata Andre, bukan hanya simbol kebanggaan Sumatera Barat, tetapi juga akan menjadi tolok ukur bagi keberhasilan pembangunan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia.
“Dengan semangat kerja keras dan komitmen untuk masa depan yang lebih baik, proyek flyover Sumatera Barat diharapkan menjadi langkah besar menuju kemajuan yang lebih baik di provinsi ini,” harapnya. (adi)