Padang, Kopasnews.com – Di tengah bentangan pegunungan yang rawan gempa, pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia memastikan pembangunan flyover jalan dan jembatan di ruas Sintunjau Lawik akan mengedepankan konstruksi anti gempa.
Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Dody Hanggodo, menegaskan bahwa pergerakan patahan lempeng yang aktif di kawasan tersebut menuntut desain infrastruktur yang tidak biasa.
“Struktur flyover ini akan dibangun dengan teknologi tahan gempa dan sertifikasi keselamatan yang ketat, agar masyarakat bisa merasa aman saat melintas,” ujar Dody saat Groundbreaking Flyover Sitinjau Lawik, Sabtu (3/5/2025) di lokasi proyek.
Baca Juga :
Polres Solok Selatan Amankan 34 Paket Ganja Kering Siap Edar, Pelaku Ditangkap di Rumahnya
Mega proyek sepanjang 2,7 kilometer ini ditaksir menelan anggaran hingga Rp2,8 triliun dan digarap oleh Hutanakarya bersama Hutanakarya Infrastruktur. Keduanya akan bertanggung jawab atas kualitas konstruksi serta jaminan keselamatan pengguna jalan.
Selain bertujuan menekan angka kecelakaan di jalur berbahaya tersebut, proyek ini juga diharapkan mempercepat arus ekonomi antar wilayah di Sumatera Barat serta konektivitas dengan provinsi tetangga.
Namun, pembangunan bukan tanpa tantangan. Persoalan perizinan penggunaan kawasan hutan masih menjadi hambatan awal.
“Harus dikerjakan cepat, jangan sampai mangkrak dan memunculkan persepsi negatif di masyarakat,” tegas Dody.
Ia juga menyebut nama dua tokoh yang aktif mendorong realisasi proyek ini. Yakni Anggota Komisi V DPR RI Zigo Rolanda dan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Andre Rosiade.
“Kalau Pak Zigo menyampaikan masukan ke saya dengan halus. Tapi kalau Pak Andre Rosiade, terus terang, saya sering ‘diteror’ supaya ini jalan,” ujarnya sambil tersenyum.
Baca Juga :
Program Penguatan Pekarangan Pangan Lestari Dukung Asta Cita Prabowo
Proyek ini merupakan bagian dari janji politik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat mencalonkan diri sebagai presiden. “Komitmen beliau harus kami kawal hingga tuntas,” ujar Dody.
Ia menambahkan, bulan depan tim teknis ditargetkan menyelesaikan seluruh desain pembangunan. “Butuh ketabahan dan kerja keras, apalagi medan di sini tidak bisa disamakan dengan wilayah lain. Harus ekstra hati-hati,” pungkasnya.
Semoga proyek ini segera berjalan dengan baik, baik masalah pengurusan izin pinjam kawasan hutan ke Kementerian Kehutanan RI maupun berkaitan dengan pembebasan lahan masyarakat.
Sementara, Anggota Komisi V DPR RI, Zigo Rolanda, mengingatkan agar konstruksi flyover harus mengutamakan keselamatan, mengingat daerah ini terletak di kawasan pegunungan dengan potensi gempa dan pergeseran lempeng tektonik.
Baca Juga :
Oleh karena itu, pihak terkait diminta untuk melakukan kajian mendalam mengenai struktur bangunan yang mampu menahan gempa dan memberikan keamanan jangka panjang bagi pengendara.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, mengungkapkan bahwa proyek ini adalah hasil perjuangan panjang, yang dimulai dari masa pemerintahan Irwan Prayitno dan diteruskan oleh Gubernur Mahyeldi.
Sebagai bagian dari upaya mempercepat pembangunan Sumatera Barat, proyek flyover ini diharapkan tidak hanya mengurangi angka kecelakaan, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi dengan memperlancar distribusi barang dan jasa di wilayah tersebut. (adi)