Kopasnews.com – Kelompok Pecinta Alam (KPA) Winalsa Solok Selatan manfaatkan potensi anak-anak muda dalam upaya mitigasi bencana, yakni siswa SMP dan siswa SMA sederajat se Solok Selatan. Karena generasi muda dinilai memiliki energi, kreativitas, dan semangat untuk berkontribusi dalam menjaga keberlangsungan lingkungan dan membantu masyarakat dalam menghadapi bencana serta kegiatan sosial lainnya.
“Mitigasi bencana ini kita gelar dalam rangka mencari kader-kader yang peduli terhadap lingkungannya, alamnya dan peduli terhadap potensi bencana. Kita menyadari Solsel bisa dikatakan gudangnya bencana, baik banjir, longsor, gempa bumi, letusan gunung, dan lainnya. Maka perlu kita manfaatkan potensi orang muda untuk mitigasi bencana tersebut,” kata Ketua Bidang Pendidikan dan Program KPA Winalsa Solok Selatan Hendri Syarif, Sabtu (4/1/2025) di Teras Kopi Pak Datuak di Simpang Tambang, Sangir.
Baca Juga : Usai Transaksi, Pria Wanita Ditangkap Polisi Di Tahun Baru
Justru itu, sebutnya, KPA Winalsa mengumpulkan generasi muda untuk kesiapan menghadapi bencana serta hal yang harus dilakukan ketika terjadi bencana, termasuk cara memberikan pertolongan kepada orang lain ketika terjadi bencana. Maka perlu dilatih dan dibekali kemampuan menghadapi bencana disamping disiapkan untuk melanjutkan perjuangan Winalsa terhadap kepedulian akan lingkungan dan sosial.
“Dipilih generasi muda, karena mereka generasi penerus yang akan jadi ujung tombak dan garda terdepan menghadapi bencana nantinya. Maka perlu diberikan ruang dan ilmu mitigasi kebencanaan dengan baik,” tutur Hendri.
Dia menyampaikan mitigasi ini sangat penting dengan kondisi Solsel banyak perbukitan sehingga menjadi daerah yang rawan dengan pergerakan tanah. Daerah ini juga diapit Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan Hutan Lindung Batang Hari ini dialiri puluhan sungai besar dan kecil yang berpotensi memiliki ancaman terhadap bencana hidrometeorologi.
Baca Juga : PT Green Azri Dikenakan Denda Rp8 Juta Setiap Hari atas Keterlambatan Proyek Kantor Bupati Solsel
Termasuk penyempitan tempuran sungai Batang Bangko dan Batang Suliti, termasuk sungai-sungai lainnya seperti di Nagari Lubuk Ulang Aling dan di potensi banjir di Sungai Kunyit. Sehingga Solsel di 7 kecamatan menjadi daerah langganan banjir saat terjadi hujan deras.
“Sebab itu, anak-anak muda di 7 Kecamatan di Solsel perlu mendalami pemahaman tentang potensi bencana di Solsel, menggali gagasan terkait upaya mitigasi bencana, menyusun rencana tindak lanjut dalam upaya mitigasi bencana serta mendokumentasikan gagasan peserta untuk materi-materi kampanye tentang bencana di Solsel,” tuturnya.
Sementara, Koordinator Unit Siaga SAR Solok Selatan Reno Saputra, menyampaikan peran Basarnas dalam bentuk mencari dan menolong korban bencana alam, baik orang hilang, hanyut, dan lainnya.
Baca Juga : KPA Winalsa: Program Sekolah Lapangan Agroforestry Perhutanan Sosial Untuk Pemulihan Ekonomi
Kalau kebencanaan lain tunggu informasi dari BPBD setempat. Adanya upaya KPA Winalsa mengumpulkan anak muda ini akan jadi tim laju SAR di Solsel sebelum Tim SAR tiba dilokasi ketika terjadi bencana.
“Kita akan terus bekerja sama dengan KPA Winalsa terkait rescue. Nah, bagi adik-adik ini nantinya, kalau sudah memiliki ilmu dan berbakat untuk mitigasi akan dimanfaatkan dalam kebencanaan di Solsel,” bebernya.
Terpisah, Devisi Perlindungan Wilayah Kelola Rakyat Walhi Sumbar, Abdul Aziz menyampaikan, konsolidasi orang muda dalam upaya mitigasi bencana di Solsel erat kaitannya dengan filosofi pecinta alam, mencintai alam adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
“Apa yang dilakukan KPA Winalsa Solsel sudah tepat, yakni membangun penyadaran ditingkat masyarakat, membangun lingkungan secara adil melalui pelatihan kepada generasi muda. Bagaimana memperlakukan lingkungan secara baik, maka lingkungan akan memperlakukan dengan baik pula,” sebutnya.
Baca Juga : Volume Kendaraan Meningkat Signifikan di Jalan Tol Trans Sumatera Selama Libur Nataru 2024/2025
Untuk di ketahui, Solsel dikenal sebagai daerah seribu sungai perlu dijaga oleh generasi masa depan daerah. 65 persen wilayah hutan, 20 persen perkebunan dan 15 persen lingkungan masyarakat. Generasi muda itu yang akan menikmatinya kedepan.
“Modal pendidikan kesadaran dalam mitigasi bencana penting diberikan, seperti pengelolaan lingkungan yang baik, mengaktifkan kembali pemikiran anak muda bagaimana mereka menghadapi peluang alam, hutan menjadi ekonomi berkelanjutan. Baik secara ekowisata, dan diskusi-diskusi lingkungan disamping Winalsa mendapatkan kader terbaik di masa akan datang,” tutupnya senada disampaikan oleh BPBD Solsel. (adi)