Kopasnews.com – Kisah pilu Rafa Januarta Putra, 13 tahun, siswa kelas VI SDN 24 Limo Kaum ini membacakan Puisi ciptaannya berjudul “Hutan Pelindungku”, sair puisi ini di bacakan Rafa di sekolahnya 3 hari sebelum banjir bandang menyapu Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Pasca peristiwa galodo itu, Rafa dan ibunya belum di temukan. Puisi ini, jadi kenangan bagi guru dan siswa SDN 24 Limo Kaum itu :
Setiap musim hujan tiba
Ini hatiku berdebar-debar
Takut ada yang datang bencana
Ke desaku walau sebentar
Kini banjir bandang menerjang
Karena telah hilang hutan ku
Pohon-pohon telah banyak di tebang
Hujan mencurah banjir pun datang.
Begitulah isi puisi dari seorang anak kecil, Rafa Januarta Putra, berusia 13 tahun yang duduk di kelas 6 SDN 24 Limo Kaum, Balai Labuah Bawah, Kabupaten Tanah Datar.
Puisi itu di bacakan di kelasnya, tiga hari sebelum bencana banjir bandang merusak desanya, Rafa danjadi kenangan di sekolahnya. Rafa adalah anak dari Zainal (52 tahun) dan Elfiana (48 tahun) serta adik dari Fauziah (33 tahun).
Baca Juga : Menhan Prabowo Serahkan Bantuan 20 Ton Beras untuk Korban Bencana di Tanah Datar
Keluarga Rafa Januarta Putra yang bahagia menjadi salah satu korban banjir lahar dingin yang terjadi pada Sabtu, 11 Mei 2024. Melalui cerita sanak keluarga dan ayah Rafa yang selamat, perjuangan untuk menyelamatkan diri menjadi kisah yang tak terlupakan bagi keluarga dan orang-orang terdekat.
Saat ini, Rafa Januarta Putra bersama ibunya Elfiana dan kakaknya Fauziah masih dalam pencarian setelah terbawa banjir bandang, sesuai dengan isi puisi yang ia ciptakan.
“Anak-anakku dan istriku, pulanglah. Aku menunggumu,” ungkap Zainal, ayah Rafa, dengan penuh harapan dan kesedihan yang mendalam.
Melalui puisi tersebut, bencana banjir bandang seolah menjadi suratan takdir yang telah ditentukan, hanya orang-orang tak berdosa yang tahu kapan dan apa yang akan terjadi.
Baca Juga : 70 KK Mengungsi di Solsel, Khawatirkan Banjir Bandang Kembali Terjadi
Hingga saat ini, tim SAR gabungan masih melakukan pencarian dan menyusuri aliran sungai yang dilalui banjir lahar dingin. Tim menghadapi kesulitan dan kendala karena banyaknya material banjir lahar dingin. Semoga semua korban dapat ditemukan, dan bencana dahsyat ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. (and)