Kopasnews.com – Kementerian Pertahanan Indonesia sadar bahwa ancaman yang akan datang ke negeri ini paling besar datang lewat langit, maka diperlukan pertahanan udara mumpuni. Sebab itu sistem rudal jarak jauh sangat perlu bagi bangsa Indonesia guna memperkuat pertahanan udara tanah air.
Negara pemilik pertahanan udara mumpuni bakal disegani lawan, Kementerian Pertahanan Indonesia ingin mewujudkan NKRI yang diperhitungkan keberadaannya oleh bangsa lain.
Selain pertahanan udara, Kementerian Pertahanan Indonesia juga memperhatikan matra darat dan laut. Dalam sistem rudal pertahanan udara dibagi menjadi tiga jenis.
Pertama ialah pertahanan udara jarak pendek. Indonesia punya banyak hanud jarak pendek misal Manpads QW-3, Mistral, Starstreak, Grom hingga sang legenda S-60.
Baca Juga : Pertahanan Indonesia di IKN Masih Rentan, Panglima TNI Ajukan Alutsista dan Penambahan Personil
Untuk jarak menengah Indonesia punya NASAMS II buatan Kongsberg Norwegia. NASAMS II inilah yang perlu diperbanyak Indonesia. Saat ini Indonesia cuma punya satu baterai NASAMS II yang ditempatkan di Teluknaga, Tangerang.
“NASAMS (Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Tingkat Lanjut Nasional) adalah Sistem Pertahanan Udara Berbasis Darat Jarak Pendek dan Jarak Menengah Berbasis Jaringan yang pertama di dunia,” jelas Kongsberg.
Rudal yang dipakai NASAMS II ialah AIM-9X-2 buatan Raytheon AS. NASAMS merupakan hanud premium, wajar saja saat ini dengan keterbatasan anggaran Indonesia cuma membeli satu baterai saja.
“Kemampuan terbaru, yang menunjukkan jalur evolusi NASAMS, adalah rudal AMRAAM Extended Range (AMRAAM ER) dan AIM-9X-2.
AMRAAM ER secara signifikan memperluas volume keterlibatan NASAMS, sementara AIM-9X-2 dioptimalkan untuk jarak yang lebih pendek.
Penambahan beberapa rudal membuktikan fleksibilitas arsitektur dan kemampuan untuk memperkenalkan kemampuan baru untuk melawan ancaman saat ini dan masa depan,” jelasnya.
Setelah itu lini rudal anti serangan udara jarak jauh. Hanud jarak jauh inilah yang tengah digodok oleh Kementerian Pertahanan Indonesia dari jenis apa.
Baca Juga : Empat Prioritas Kerjasama Indonesia-Australia Sudah Tunjukan Perkembangan
Indonesia ingin membuat sendiri hanud jarak jauh di masa depan supaya tak tergantung negara lain.
“Kemudian untuk rudal hanud jarak jauh, programnya telah direncanakan Kemhan, mengingat alutsista ini sangat strategis dalam memperkuat pertahanan udara Indonesia,” jelas Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo dalam bukunya, Plan Bobcat.
Saat ini Kementerian Pertahanan Indonesia sudah menjalin kerja sama bareng Turki memproduksi pertahanan udara Hisar U atau di sini disebut Trisula di lansir dari zonajakarta.com (*)