Strategi pembelajaran tatap muka terbatas dimasa pandemi Covid-19 yang digelar di SMAN 3 Solok Selatan diikuti oleh seluruh sekolah tingkat SMA sederajat, dalam mengatasi persoalan kurangnya penguasaan pembelajaran oleh siswa (learning loss).
“Selama pandemi covid-19 perubahan pola pembelajaran begitu drastis, dan bisa berisiko menyebabkan penurunan kualitas pembelajaran oleh siswa,” tutur Kepala SMAN 3 Solok Selatan, Akmalu Rijal Putra, Rabu (1/9/2021).
Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dicontohkannya, yang dilakukan siswa masih menemui banyak kendala seperti akses internet bagi sekolah lain yang merasakan hal itu, dan siswa juga mulai merasakan jenuh.
“Makanya perlu adanya lokakarya kepala sekolah, terkait strategi tatap muka terbatas,” sebutnya.
Dikatakannya, bahwa kualitas pembelajaran merupakan kunci dari hasil belajar peserta didik itu sendiri. Dilihat sisi positifnya, belajar selama pandemi siswa telah melakukan pemanfaatan teknologi digital, tetapi PJJ tak bisa terus menerus dilaksanakan.
“Takutnya siswa terbiasa dengan handphone dan tidak mau belajar seperti sebelumnya. Justru itu, perlu adanya strategi tatap muka terbatas,” ujarnya.
Akmalu Rijal juga khawatirkan hilangnya pengetahuan dan keterampilan siswa (learning loss), akibat sudah terimplementasi dengan handphone.
Sebab learning loss berakibat pada penurunan penguasaan kompetensi peserta didik yang memiliki dampak jangka panjang.
“Karena itu, dibutuhkan strategi pembelajaran yang berdasar pada kemampuan dasar anak untuk dikembangkan sesuai rangkaian perkembangan kompetensi dimasa pandemi ini,” terangnya.
Lokakarya tersebut diharapkan Akmalu, mudah-nudahan bermamfaat untuk pengembangan pendidikan di Kabupaten Solok Selatan kedepannya. Narasumber dari LPMP Provinsi Sumatera Barat, Iryasman,M.Pd yang membekali strategi belajar tatapmuka terbatas tersebut. (Adi)