Kopasnews.com – Sebanyak 70 Kepala Keluarga (KK) terpaksa mengungsi akibat banjir bandang dan longsor yang melanda Sungai Manau Jorong Sungai Kalu Dua, Nagari Pakan Rabaa Utara, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kabupaten Solok Selatan.
Meskipun tidak ada korban jiwa atau kerusakan bangunan atas peristiwa yang terjadi Selasa (14/5) lalu, hujan deras yang terus-menerus turun meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya banjir bandang susulan di daerah itu.
“Dengan intensitas curah hujan yang tinggi setiap harinya, masyarakat yang pemukimannya terancam terpaksa mengungsi. Saat ini, ada sekitar 70 KK yang telah meninggalkan rumah mereka,” kata Kepala Dinas Kominfo Solok Selatan, Firdaus Firman, pada Jumat (17/5/2024) di Padang Aro.
Upaya pengungsian ini penting untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir bandang susulan, terutama di daerah Hulu Mudik Sungai Manau yang berpotensi meluap kembali.
Baca Juga : Prabowo Bertolak Dari Qatar ke Padang Usai Dapat Kabar Sumbar Dilandang Banjir Bandang
Baca Juga : Jalan Penghubung Bomas Koto Baru Sudah Bisa Dilalui Kendaraan
Menurut data dari Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat Desa/Nagari (Dinsos PMD) Solok Selatan, sebanyak 233 jiwa terdampak telah mengungsi. Sekitar 150 orang ditempatkan di tenda darurat yang disediakan oleh BPBD dan Dinas Sosial, sementara sisanya berlindung di rumah kerabat terdekat.
“Para pengungsi ini berasal dari berbagai usia, mulai dari bayi hingga lansia. Sekolah Dasar dan mushallah di Jorong Sungai Kalu Dua juga disiagakan untuk menampung 150 orang pengungsi,” jelas Firdaus Firman.
Ilhamka Yusid, Sekretaris Dinsos PMD Solok Selatan, menyampaikan bahwa pemerintah telah mendirikan dapur umum di lokasi bencana. “Setiap hari, dapur umum menyediakan lebih dari 400 porsi makanan untuk para pengungsi,” ujarnya. Selain itu, suplai air bersih juga disalurkan ke lokasi bencana untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi.
Selain makanan dan air bersih, BPBD telah memberikan bantuan berupa 50 lembar tikar dan 60 lembar selimut. Alat berat juga disiagakan untuk menangani kerusakan dan mengantisipasi kemungkinan longsor susulan.
“Berbagai pihak turut terlibat dalam penanganan bencana ini, termasuk Tim Tagana Solok Selatan, Satlinmas, Babinsa, Babinkamtibmas, kecamatan, serta pemerintahan nagari bersama masyarakat,” tambah Ilhamka.
Baca Juga : Mensos Kunjungi Pengungsi di Parambahan: Dorong Relokasi Posko dan Berikan Motivasi
Upaya kolaboratif ini menunjukkan komitmen pemerintah dan berbagai pihak dalam mengatasi dampak bencana, memastikan keselamatan dan kesejahteraan warga yang terdampak, serta mengurangi kekhawatiran masyarakat akan kemungkinan bencana susulan.
Sementara itu, kondisi cuaca terus dipantau secara ketat guna memberikan peringatan dini dan mengambil tindakan pencegahan lebih lanjut. (adi)