Kadisdikparpora Solsel Syamsuria beserta istri Eva Syuria foto bersama dengan tokoh masyarakat Solsel usai pelantikan Sabtu (31/12/2021).
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Budparpora) Solok Selatan, Syamsuria sedang membidik kriteria dan tipikal calon Kepala Sekolah (Kepsek) yang diinginkannya.
Dari perkembangan dunia pendidikan seiring kemajuan teknologi (Iptek) saat ini, maka inovasi dalam pendidikan meski menjadi acuan utama dari Kepsek.
“Bukan saja punya target dalam mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul dan berkarakter, disamping punya manajemen yang matang. Calon Kepsek harus melek teknologi atau paham dengan teknologi,” papar Syamsuria, Senin (3/1/2022) di Padang Aro.
Dijelaskannya, calon Kepsek SD dan SMP harus bisa menyesuaikan diri, harus mampu membaca situasi dan kondisi pendidikan diera digitalisasi. Bagi yang tidak melek tentu mereka akan tertinggal.
Sebab segala bentuk informasi sampai ke sekolah, tidak lagi melalui surat. Tapi melalui pesan elektronik.
“Malu kita kalau Kepsek tidak bisa menggunakan laptop dan komputer. Apalagi terkait akses teknologi,” tuturnya.
Sebab tuntutan jadi Kepsek harus mampu berinovasi diberbagai bidang, mampu memajukan sekolah dan bagaimana sekolah diminati masyarakat.
Dia menyinggung penggabungan atau penutupan sekolah di Kabupaten Solok Selatan, ini terjadi karena pengawasan kurang dan sudah diberikan waktu oleh pemerintah Kepseknya tidak tanggap.
Dinilainnya karena manajemen sekolah tidak berjalan semestinya. Baik dari dinas pendidikan pengambil kebijakan, Kepseknya dan peran unsur lainnya.
“Kedepan pengawasan lebih ditingkatkan. Setiap ada titik lemah, itu yang dibenahi dan dipecahkan bersama dengan tetap mengacu pada 8 standar pendidikan sebagai pedoman baku,” tutur pria 53 tahun itu.
Kedepan sebut Syamsuria, Kepsek harus matang dalam perencanakan (planning) sekolah dan punya target untuk capaian perencanaan itu.
Jika program sekolah sudah berjalan sesuai planning, maka akan evaluasi. Dimana titik lemah dan titik kurang yang harus dibenahi dengan cepat dengam rencana kerja sekolah itu.
“Kebanyakan saat ini Kepsek menjalankan tanpa dukumen Rencana Kegiatann Sekolah (RKS), proses belajar menerka-nerka atau memakai ilmu koncek. Menurutnya, RKS salah satu kompas dalam menunjukan arah pendidikan itu sesuai target atau tidak,” terangnya.
Sebab penugasan guru jadi Kepsek. Jika tidak inovasi, sekolah tidak akan maju-majunya. Makanya penetapan program sekolah penggerak oleh pemerintah, intisarinya dalam meningkatkan manajemen sekolah. Kemerdekaan belajar bagi warga sekolah, terutama siswa.
“Semua ini akan kita laksanakan memang tidak semudah membalikan telapak tangan, pendidikan dinikmati bukan instan. Butuh prores 2-3 tahunan. Kita yakini bisa mewujudkan pendidikan sesuai visi misi kepala daerah SDM unggul dan siswa dan gurunya lebih berkarakter,” paparnya.
Berpedoman pada visi misi Bupati yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
“Bagaimana pendidikan bisa sejahterakan masyarakat dan bagaimana pendidikan tidak membebankan masyarakat,” ujarnya.
Berikut biodata Syamsuria Kadisdikpora Solsel
Sudah 16 tahun jadi Kepsek dan
guru PNS partama di SMA 2 Sangir sekarang SMAN 3 Solsel di tahun 1992.
SD Koto Pulai tamat tahun 1982
SMP Baru Balantai tamat tahun 1985
SMA Tarusan tamat tahun 1988
IKIP Padang D3 tahun 1991 dan S1 tahun 1998
Strata Dua (S2) STIE Widya Jayakarta 2006 (Adi)