Kopasnews.com – Pemukiman warga di tiga Kabupaten/ Kota di Sumatera Barat dilanda lahar dingin, banjir lahar tersebut diduga akibat Erupsi Gunung Merapi Jumat (5/4/2024) sekira pukul 15.45 wib sore.
Banjir lahar tersebut terlihat membawa material lumpur yang menutup badan jalan, juga mengalir dan merusak pemukiman warga yang menyentuh tiga daerah yakni di Kabupaten Agam, Padang Panjang, dan Tanah Datar.
Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam titik terparah dilanda lahar dingin. Lahar dingin ini terjadi setelah intensitas hujan turun cukup tinggi.
Baca Juga : Satu Unit Rumah Terbakar di Lekok Ini Penyebabnya
Camat Canduang, Syahrul Hamidi membenarkan peristiwa itu. Pihak Kecamatan masih berkomunikasi dengan pihak terkait seperti BPBD, semoga musibah lahir dingin ini segera berakhir.
Dia menjelaskan belum jelas asal lahar dingin yang berlumpur yang mengalir di sejumlah titik dan menutup badan jalan, hingga alirannya ke rumah warga.
Belum ada keterangan resmi terkait penyebab semburan lahar dingin tersebut dari pihak terkait.
Berdasarkan data KESDM, Badan Geologi, dan PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Marapi bahwa pada 4 April 2024 sekira pukul 20.48 wib telah terjadi erupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat. Namun tinggi kolom abu tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30.4 mm dan durasi ± 52 detik.
Saat ini G. Marapi berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi yakni ;
1. Masyarakat di sekitar G. Marapi dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4.5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) G. Marapi.
2. Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran/bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Marapi agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
3. Jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA), serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. Selain itu agar mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.
4. Seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah.
5. Pemerintah Daerah Kota Bukit Tinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Agam agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung atau dengan Pos Pengamatan G. Marapi di Jl. Prof. Hazairin No.168 Bukit Tinggi untuk mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas G. Marapi.
6. Masyarakat, instansi pemerintah, maupun instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan aktivitas maupun rekomendasi G. Marapi melalui aplikasi android Magma Indonesia. (*)