MUI, Menggeser Hari Libur Keagamaan Sudah Tak Relevan Lagi

20211011 222458 resize 48

JAKARTA, Kopasnews.com  — Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki libur pada hari besar keagamaan. Akan tetapi sebelumnya, momentum hari besar keagamaannya dengan liburnya tidak lagi sama karena kasus pandemi.

“Indonesia paling banyak libur kerja karena menghormati hari besar keagamaan (HBK). Jadi libur itu mengikuti HBK bukan HBK yg mengikuti hari libur. Jika ada penggeseran hari libur ke setelah atau sebelum HBK berarti bonus krn kita memang selalu libur,” cuit Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis , Senin (1/10/2021).

Salah satu libur hari besar keagamaan yang digeser sebelumnya adalah Tahun Baru Islam. Ini dilakukan lantaran kasus Covid-19 secara nasional sedang tinggi. Yang terbaru, Kementerian Agama (Kemenag) juga menggeser libur untuk momentum Maulid Nabi Muhammad. Maulid yang bertepatan pada 19 Oktober liburnya digeser pada 20 Oktober 2021.

Menurut Cholil Nafis, dengan melihat perkembangan kondisi pandemi saat ini, dia berpendapat kebijakan untuk menggeser libur hari besar keagamaan saat ini sudah tidak pas lagi. Tegasnya, semestinya tidak perlu ada lagi pergeseran libur, toh di mana-mana orang sudah banyak berkerumun.

Saat WFH n Covid-19 mulai reda bahkan hajatan nasional mulai normal sepertinya menggeser hari libur keagaamaan dengan alasan agar tak banyak mobilitas liburan warga dan tidak berkerumun sudah tak relevan. Keputusan lama yang tak diadaptasikan dengan berlibur pada waktunya merayakan acara keagamaan,” tulis Cholil Nafis. (Muh) Sumber Sindonews.com.

error: Content is protected !!