Santri dan Santriwan penghafal alquran
Solok Selatan, Kopasnews.com – Rumah Tahfizh Alquran Darul Izzah hadirkan 31 orang hafiz alquran yang telah menyelesaikan hafalan minimal satu juz di tahun 2021.
Dari 31 peserta yang dinyatakan lulus kompre tersebut, dua orang juz 28, enam orang juz 29 dan 23 orang juz 30. Kemampuan hafalan ini sebagai dasar mewujudkan nuansa alquran yang kental bagi anak didik generasi penerus Solsel nantinya yang cinta alquran.
“Insyaallah kedepan, generasi muda Islam di Solok Selatan terlahir sebagai generasi penghafal alquran,” ungkap Ketua Yayasan Darul Izzah Solok Selatan, Ustadz Irwan Doni, Senin (5/4/2021) di Aula Kantor Bupati Solsel.
Dijelaskannya, haflah tahfizh untuk para pejuang al-Qur’an, sebuah upaya dalam mengapresiasi perjuangan generasi muda dalam menyelesaikan hafalan minimal 1 juz.
Dan ini adalah awal dari sebuah perjalanan panjang dalam menghafal al-Qur’an. Bukan akhir, jangan berhenti disini.
“Kepada penghafal dan orang tua, untuk teruslah melanjutkan hafalan alquran. Sebagai bentuk kecintaan kita terhadap kitab suci, nanti sebagai benteng dalam mengayoni kehidupan di dunia dan akhirat,” jelas ustad jebolan dari Mesir itu.
Dikatakannya lagi, agenda haflah hari ini adalah bentuk penyemangat bagi anak didik untuk lebih rajin lagi menghafal.
Bagaimana menanamkan nuansa Al-Quran yang kental, namun telah dipersembahkan untuk orang tua masing-masing sesuatu yang istimewa.
“Bagaimana generasi dan orang tua merasakan getaran cinta alquran, apalagi akan memasuki ramadhan. Mudahan saja hafalan semakin meningkat dan bertambah banyak,” tuturnya.
Sementara, Kasi Pendidikan Islam, Kementerian Agama Solok Selatan, Mahadolok Ritonga, mengatakan, halah ini dapat memberikan motivasi kepada peserta haflah dan orang tua.
“Berbahagialah bapak dan ibu memiliki anak penghafal al-Qur’an. Merekalah nanti yang akan memakaikan mahkota di Surga untuk bapak dan ibuk. Untuk anak-anak bapak, semangat terus menghafal. Jangan lupa mengulangnya kembali agar dia tidak hilang,” pesan Ustad kondang itu.
Dia akhir acara, kedua orang tua disematkan mahkota di atas dua singgasana oleh peserta, sebuah ilustrasi yang mengunggah hati. Tampak air mata menganak pada pelupuk mata peserta dan orang tua.
“Acara ini yang diluar ekspektasi kami sebagai orang tua, kami tidak membayangkan acaranya seperti ini. Terima kasi kepada para ustadz dan ustadzah yang sudah membimning anak kami sampai titik ini,” kesan Nursal Koto Ranah salah satu wali murid. Adi