Solsel, kopasnews.com – Bangsal pasca panen dan pengolahan tanaman holtikultura senilai Rp393 juta di Nagari Persiapan Pakan Rabaa Utara Duo, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kabupaten Solok Selatan diresmikan oleh Bupati setempat.
Dengan harapan dapat meningkatkan nilai jual bawang merah melalui hilirisasi bahan mentah, hal ini dalam mendukung produktivitas demi peningkatakan kesejahteraan masyarakat petani.
“Bangsal pasca panen ini untuk mendukung peningkatan nilai tambah produk holtikultura, khususnya komoditi bawang merah di Nagari Persiapan Pakan Rabaa Utara Duo,” ujar Bupati Solok Selatan Khairunas, Senin (24/10/2022).
Baca Juga :Bukan Barang Mentah Yang Dijual Tapi Hilirisasi Kopi
Dengan tujuan meningkatkan kualitas hasil panen katanya, nilai tambah yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani.
Bila petani sejahtera, maka kualitas kesehatan, pendidikan dan ketersediaan kebutuhan pangan akan mapan ditengah masyarakat.
“Bantuan ini bersumber dari Dinas Pertanian Provinsi Sumbar dengan nilai anggaran Rp393 juta,” terangnya.
Bupati merinci diberikan berupa pembangunan Bangsal Prasaranan Pasca-Panen senilai Rp 200 juta, sarana pascapanen Rp 95 juta, dan sarana pengolahan holtikultura senilai Rp 85 juta.
Kemudian Pemerintah Kabupaten Solok Selatan melalui APBD Kabupaten memberikan bantuan sarana kemasan produk olahan hasil pertanian sebesar Rp13 juta.
“Kelompok Tani Cempaka II sebagai penerima bantuan dipilih oleh Dinas Pertanian Kabupaten Solok Selatan untuk kemudian diverifikasi oleh pihak provinsi,” jelasnya.
Pemilihan kelompok tani yang menerima bantuan ini dengan kriteria aktif dan selalu berproduksi. Kritera lainnya yakni sudah terdaftar di Simluhtan.
Baca Juga : Presiden Pastikan Harga Bawang Untungkan Petani
Kelompok tani ini dipilih lantaran daerah dimana kelompok tani ini berada merupakan sentra bawang merah yang menjadi bahan baku olahan.
Kemudian Kelompok Tani Cempaka II merupakan kelompok Program Unit Pelayanan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (UP3HP) yang aktif dan berproduksi rutin dan berkelanjutan.
“Kriteria lain, kelompok tani ini aktif dalam mencari peluang pasar untuk menjual hasil produksinya,” paparnya. (adi)