BKKBN serahkan bantuan DAK pusat ke Bupati Solsel
Solsel, kopasnews.com – Pemerintah Pusat menyerahkan bantuan penanggulangan kasus stunting di Solok Selatan sebesar Rp2,5 miliar melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), diserahkan melalui Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat.
Hal ini merujuk data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), bahwa angka prevalensi kasus stunting di Kabupaten Solok Selatan tembus angka 24,5 persen. Angka ini masih terbilang tinggi jika dibanding dengan prevalensi kasus stunting di Sumatera Barat di angka 23,4 persen.
“Solsel masuk zona merah prevalensi stunting, yakni di Kecamatan Sungai Pagu dan Kecamatan Sangir. Sebab itu pusat memberikan bantuan senilai Rp2,5 miliar untuk penanggulangan stunting tersebut,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat Fatmawati, Selasa (2/8/2022) di Padang Aro.
Masuk Zona Merah, Targetkan Penurunan Angka Stunting di Bawah 14 Persen
Dia menyebut Solok Selatan merupakan kabupaten ke-7 dari 19 kabupaten/kota yang ada di Sumatera Barat yang telah menunjukkan secara nyata komitmennya untuk menanggulangi stunting.
Sebab itu pusat berinisiatif membantu percepatan penangggulangan dan pencegahan kasus stunting di Pusat Kabupaten dan di Kecamatan Sungai Pagu yang angkanya mencapai 18 kasus.
“Upaya pencegahan dan penanggulangan stunting ini harus dilakukan melalui kerja sama multisektor mulai dari pusat, daerah hingga nagari,” harapnya.
Pemkab sendiri sudah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tahun 2022, bagaimana kondisi gagal tubuh pada anak balita atau bayi dibawah 5 tahun akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usiannya.
Tim yang sudah dibentuk ini harapnya, harus mulai menyasar remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui hingga anak berusia 0-59 bulan.
“Jadi betul-betul cepat terlaksana sesuai harapan kita bersama untuk memutus dan mencegah mata rantai stunting di Solsel,” pintanya. (adi)