Solsel, kopasnews.com – Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Solok Selatan Syamsurizaldi menyebut, stok darah di rumah sakit di Solok Selatan sangat terbatas. Hal ini jadi pemicu banyaknya masyarakat yang kesulitan mendapatkan darah ketika di rawat di rumah sakit.
“Solusi yang diberikan PMI dengan menyiapkan 100 relawan untuk mengatasi persoalan darah di Solok Selatan, sehingga sisi kemanusiaan itu betul-betul dapat diatasi kedepannya. Jadi, relawan yang kita bekali ini harus cepat respon dan selamatkan nyawa manusia dari setetes darah yang kita sediakan,” ungkap Ketua PMI Solsel Syamsurizaldi, Senin (20/11/2023) disela-sela temu mitra PMI relawan donor darah se Solsel di Pesona Alam Sangir.
Dia menyimpulkan bagaimana PMI dapat penyediaan stok darah untuk kebutuhan masyarakat tersebut. Sebagai organisasi kemanusiaan, kegiatan sosial ini harus menjadi fokus PMI untuk menjawab persoalan keterbatasan darah di RSUD Solsel setiap tahunnya.
“Bukan hanya penyediaan darah saja. Semestinya PMI kalau siap, harus berangkat ke Palestina. Sebab sisi kemanusiaan dan pekerjaan yang di kerjaan amat mulia disana dan dibutukan,” terang mantan FISIP Universitas Andalas Padang itu.
Baca Juga :Dampak Ekonomi Keluarga Bisa Picu Kasus Stunting
Karena itu, Markas dan relawan dimintanya untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan penuh keikhlasan dan akan menjadi amal ibadah nantinya bagi yang melakukannya dengan tulus dan ikhlas. Juga donor darah dapat menjembatani pendonor bagi orang lainnya yang membutuhkan. Tugas mulia ini harus jadi tolak ukur PMI.
“Stok darah di RSUD Solok Selatan sangat terbatas. Ini harus kita sikapi dengan baik dan berkesinambungan,” ujarnya berkali-kali.
Hingga November ini katanya, PMI sudah mengumpulkan 206 kantong darah melalui donor darah PT Supreme Energy Muaralaboh, di Polres Solsel, di Markas PMI.
Dan PT Supreme Energy pendonor darah tertinggi di Solok Selatan, semoga perusahaan lainnya juga dapat berpartisipasi untuk misi kemusiaan.
PMI juga dilibatkan sekolah sebagai relawan, karena di sekolah juga ada Palang Merah Remaja (PMR). Nanti kontribusinya sangat diharapkan adanya dalam membantu masyarakat yang kesulitan mendapatkan darah sesuai yang dibutuhkan saat dalam perawatan di rumah sakit.
“MOU dengan Perguruan Tinggi, SMAN 3 Solok Selatan dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil juga sudah kita teken. Tinggal realisasinya dilapangan,” paparnya.
Angka pendonor di Solsel baru 2 persen dari jumlah penduduk Solok Selatan yang sudah dapat terkumpul darahnya.
“PMI akan bekerjasama dengan Dukcapil untuk penggalangan darah di setiap Car Free Daya (CFD),” bebernya.
Baca Juga : Bawaslu Ungkit Kenapa Warga Takut Melaporkan Pelanggaran Pemilu
Ketua DPRD Solok Selatan Zigo Rolanda mengatakan, relawan yang bisa masuk ke Gaza hanyalah PMI sebagai organisasi kemanusiaan dunia.
“Agar ditingkat Nagari dan Jorong harus dibangun relawan PMI. Libatkan Wali Nagari sehingga stok darah dapat tersedia dan masyarakat tidak perlu repot mencarinya,”
Terpisah, Wakil Bupati Solok Selatan Yulian Efi menyampaikan PMI harus hadir di tengah masyarakat dan tanpa harus membeda-bedakan untuk menolong sesama. Penanganan bencana dan konflik. Sosial, pendidikan, pelatihan dan kegiatan sosial lainnya.
“PMI harus punya integritas dalam menolong sesama manusia. Kegiatan efisien, efektif dan aksi nyata di tengah masyarakat. Kita Pemkab Solsel siap mendukung program dan kegiatan PMI Solsel,” jelasnya.
Wabup mengajak PMI mensosialisasikan donor darah kepada masyarakat. Saat mendonor darah tubuh akan memproduksi darah baru, menjaga kesehatan jantung, menjaga sel darah merah, menurunkan berat badan dan lainnya.
“Bank darah kita sering habis, padahal penduduk kita di Solsel 183.000 jiwa. Jadi, selama ini kita lihat sosialisasi masih kurang. Salah satu penyebab rendahnya partisipasi pendonor di setiap digelarnya kegiatan donor darah di Solsel,” tuturnya. (adi)