Energy Terbarukan PT SEML Atasi Iklim Global Melalui Konsep Konservasi Lingkungan

Energy Terbarukan PT SEML Atasi Iklim Global Melalui Konsep Konservasi Lingkungan

PT SEML rapat bersama pemangku kepentingan bahas iklim global melalui penyediaan energy terbarukan di GOR Gelora Energy (7/11). foto/adi
PT SEML rapat bersama pemangku kepentingan bahas iklim global melalui penyediaan energy terbarukan di GOR Gelora Energy (7/11). foto/adi

Solsel, kopasnews.com – Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muaralaboh, Kabupaten Solok Selatan hadir dalam mengatasi masalah iklim global di Indonesia. Selain ramah lingkungan, juga sejalan dengan konsep konservasi lingkungan dan rumah kaca.

Senior Manager Bisnis Relation PT Supreme Energy Muarolaboh (SEML) Ismoyo Argo menjelaskan, dari 86.03 megawatt (MW) arus listrik yang dihasilkan proyek geothermal itu, telah menampung kebutuhan listrik bagi 340 ribu rumah tangga dan sudah dinikmati warga di Sumatera.

Bahkan 10-15 megawatt sudah dioperasikan untuk kebutuhan masyarakat di Solok Selatan.

“Kehadiran PLTP Muarolaboh ini dalam mengatasi iklim global di Indonesia. Sejak tersambung ke jaringan Sumatera, 10-15 MW disalurkan untuk kebutuhan Solsel dari 86.03 MW yang sudah diproduksi oleh PT SEML,” kata Ismoyo Argo, Senin (7/11/2022) saat rapat tanggapan pemangku kepentingan PLTP Muarolaboh dalam rangka Gold Standars secara virtual di GOR Gelora Energy Pekonina, Kecamatan Pauh Duo.

Baca Juga : Wantanas RI Pantau Proyek Strategis Negara di PT SEML

Pemaparan tersebut disampaikannya kepada seluruh pemangku kepentingan, seperti pihak pemerintahan di Pemkab Solsel hingga ke tingkat Nagari, tokoh masyarakat, niniak amak, dan pers yang hadir dalam rapat virtual tersebut.

Intinya sebut Ismoyo dalam menguatkan dan memaksimalkan kontribusi energy panas bumi dalam menghadapi perubahan iklim global di tahun 2030.

“Selain ramah lingkungan, proyek panas bumi ini Muarolaboh ini tidak bergantung pada cuaca dan musim, sangat tepat untuk dioperasikan dengan base load dan dapat beroperasi setiap tahunnya,” ungkapnya.

Selain itu, PLTP dapat beroperasi sejalan dengan konservasi lingkungan, dapat mengembangkan ekonomi lokal melalui pemberdayaan masyarakat dalam bidang pertanian, pariwisata, agribisnis dan industri kecel menengah.

Semua itu sudah diwujudkan PT SEML sebagai proyek energy terbarukan yang berinvestasi di Kabupaten Solok Selatan.

Bidang ekomomi-sosial PT SEML juga telah menciptakan lingkungan kerja langsung bagi komunitas lokal, bidang lingkungan pun proyek panas bumi menghasilkan listrik dengan konsep nol emisi, transfer teknologi lokal dan menambah pendapatan negara bukan pajak.

Proyek panas bumi tahap I katanya sudah beroprarasi sejak 16 Desember 2021.

“Supreme Energy hadir dalam menjaga iklim global dengan baik dan memperlambat iklim global di tanah air,” ulasnya.

Sebagai moderator Bujang Joan Dt Panyalai dan Humas PT SEML M.Roza.

Baca Juga : Wamen LHK, Energy Terbarukan Masa Depan Negara

Sementara, Kepala Bidang Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Solok Selatan, Alfian Putra mejelaskan, PT Supreme sudah membayarkan kewajibannya kepada daerah dan negara.

Proyek panas bumi (geothermal) yang dikelola PT SEML menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar untuk Kabupaten Solok Selatan.

Investasi bidang energi terbarukan ini menjadi harapan bagi Solok Selatan dalam peningkatan PAD daerah, disamping kebutuhan energi listrik dalam jangka panjang.

“PAD yang kita terima dari Land Rent System atau retribusi sewa tanah yang ditransfer ke khas daerah Rp1 miliar setahun dan dari Royalty sebesar Rp10 miliar,” terangnya.

PT Supreme Energy investasi yang harus dijaga dan pemerintah sebagai pendorong peningkatan PAD.

Untuk bonus produksi sekutar Rp7 milar di tahun 2022. Nah untuk pengendalian wilayah pertambang sebelum 1 Januari 2023, 56 ribu hektar/persegi berdarsakan land rent system.

PT Supreme juga telah mengembalikan wilayah pertambangan 32 ribu hektar/persegi berupa sewa tanah/land rent system kepada pemerintah.

“Bukan hanya dampak ekonomi, tapi dampak sosial dengan adanya keberadaan PT SEML,” paparnya. (adi)