Solsel Kekurangan Ratusan Guru Madrasyah, Ini Sebabnya Kata Kemenag

Kepala Kemenag Solsel Kasmir menjelaskan kondisi guru madrasyah kepada awak media sekaligus Ketua PWI Solsel. Foto/adi
Kepala Kemenag Solsel Kasmir menjelaskan kondisi guru madrasyah kepada awak media sekaligus Ketua PWI Solsel. Foto/adi

 

Golden Arm, kopasnews.com – Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Solok Selatan mengkomfirmasi, ratusan sekolah madrasyah di daerah itu kekurangan tenaga pendidik. Terutama berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan yang sudah terisi baru sekitar 30 persen.

“Kita lebih banyak andalkan tenaga pendidik honorer demi lancarnya proses belajar di sekolah madrasyah di Solok Selatan. Baik sekolah Madrasyah Ibtidiyah (MI), Madrasyah Tsnawiyah (MTs) dan Madrasyah Aliyah (MA),” kata Kepala Kantor Kemenag Solok Selatan, Kasmir, Rabu (18/1/2022) di depan kantornya di Golden Arm.

Sebut Kasmir jumlah sekolah madrasyah negeri sebanyak 15 unit dan 36 unit sekolah madrasyah swasta.

Kebutuhan guru kita 700 orang lebih, yang tersedia saat ini baru 600 san. Itu lebih banyak guru honorer,” kata Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Solok Selatan, Kasmir, Rabu (18/1/2023) di kantornya.

Dia menyebut kekurangan guru madrasyah, di Solsel guru PNS sekitar 30 persen dan selebihnya honorer yang mengajar siswa madrasyah.

Guru madrasyah saat ini di Solok Selatan sekitar 600 orang, mereka mengajar di 15 sekolah negeri dan 36 sekolah swasta. 247 orang guru PNS selebihnya guru honorer.

“Kebutuhan guru madrasyah di Solok Selatan sebanyak 700 orang, tersedia saat ini 600 terbanyak honorer. Tanpa honorer, maka pendidikan di sekolah agama pasti akan mundur,” ungkapnya.

Dia merinci 15 sekolah negeri, yaitu 7 unit MIN, 6 unit MTsN dan 2 unit MAN. Sedangkan sekolah swasta, 13 unit MIS, 14 unit MTs dan 9 MAS.

Jika tidak dibantu dengan guru honorer, kata Kasmir maka sekolah madrasyah kegiatan belajarnya pasti akan mangkrak.

Penyebab kekurangan guru PNS ini jelasnya, lebih sebabkan karena Solsel masih daerah baru atau pemekaran. Jadi, penambahan guru PNS didapatkan daerah bertahap dan tidak sama dengan daerah lainnya yang sudah lama secara terus menerus mendapatkan kuota pegawai daerah lewat CPNS.

Baca Juga : Siswa Madrasyah Terima 5.018 Pasang Seragam Gratis

“Ini yang menjadi penyebabnya. Tapi kita bersyukur meski lebih banyak dihandel guru honorer, tapi sekolah madrasyah juga banyak berprestasi di level Kabupaten, Provinsi dan Nasional,” jelasnya.

Oleh karena itu, kalau tidak mengandalkan tenaga honorer maka siapa yang akan mengajar di sekolah madrasyah. Andalkan PNS jumlahnya sedikit.

Guru honorer pun digaji lewat dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan harus dibantu dengan dana Komite Sekolah. Jika tidak, maka kasihan juga tenaga pendidikan daerah yang setiap hari mengajar jasanya sedikit diterima.

“Beruntung saja mereka ikhlas beramal demi mencerdaskan anak bangsa di daerah. Dengan BOS dan Komite tentu dengan ini pembiayaan gaji honorer. Untuk diketahui BOS sekolah madrasyah tidak sebesar sekolah umum,” ulasnya.

“MAS Lubuk Malako saat ini sedang proses penegerian. Kalau tahun ini sudah negeri, sekolah MAN negeri baru 3 unit. Ini kalau,” tuturnya.

Dia mengulas bahwa sekolah Mandrasyah anggaran pendidikannya tidak sebesar Diknas, makanya butuh bantuan Komite Sekolah untuk kelancaran proses belajar dan pembangunan sekolah.

“Bagi siswa kurang mampu dicarikan beasiswanya dari Kementerian Agama dan Baznas. Bagi yang betul-betul kurang mampu, mala iyuran Komite ditiadakan. Yang betul-betul kurang mampu,” tandasnya. (adi)