Aksi Massa Tragis Berujung Anarkis di Depan Kantor Bupati

Simulasi Aksi Massa Tragis Berujung Anarkis di Depan Kantor Bupati Solok Selatan upaya Polres dalam menghadapi pengunjuk rasa dan situasi Pemilu serentak 2024
Simulasi Aksi Massa Tragis Berujung Anarkis di Depan Kantor Bupati Solok Selatan upaya Polres dalam menghadapi pengunjuk rasa dan situasi Pemilu serentak 2024

Solsel, kopasnews.com – Ratusan massa  berbagai elemen masyarakat melalukan aksi anarkis ketika melakukan protes dan kekecewaan atas kebijakan pemerintah terhadap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan Kantor Bupati Solok Selatan, Minggu (9/10/2022) siang.

Para pengunjuk rasa yang awalnya hanya melakukan aksi damai, namun berakhir tragis dengan aksi-aksi anarkis. Hal ini disebabkan karena tidak kunjungnya mendapat respon dari Pemerintah Daerah dan perhatian dari pihak kepolisian. Sehingga massa marah, bergerakndan membuat situasi mencengkam.

“Simulasi aksi pengunjuk rasa ini kita digelar untuk meningkatkan kembali kemampuan Personel Polres Solok Selatan, terutama dalam manajemen penanganan aksi massa yang tidak terkendali sehingga berujung pada aksi anarkis. Simulasi ini penting kita lakukan apalagi akan menghadapi Pemilu serentak 2024,” tegas Kapolres Solok Selatan, AKBP Arief Mukti Surya Adhi Sabhara kepada wartawan.

Dijelaskannya, simulasi Sispamkota yang  dilakukan saat ini bertujuan untuk memelihara keamanan dan ketertiban dimasyarakat, dan mereview kembali cara bertindak kami tentang Perkap No. 16 tahun 2006 tentang pengendalian massa dimana ada tahapannya, mulai dari situasi hijau, kuning hingga merah sampai dengan lintas ganti dari PHH Brimob.

“Saya yakin dan percaya masyarakat Solsel masyarakat yang mencintai damai, sehingga tidak perlu terjadinya hal-hal yang bisa bersifat anarkis yang memicu korban jiwa. Apalagi menghadapi Pemilu 2024 nanti,” paparnya.

Baca Juga : Pengunjuk Rasa vs Polisi Bentrok di Mako Polres Solok Selatan

Kapolres berterimakasih kepada seluruh personel yang telah melakukan kegiatan latihan dengan baik, dan masyarakat yang telah membantu simulasi terciptanya situasi damai berakhir dengan anarkis.

Dia berharap simulasi SISPAMKOTA untuk dapat memberikan rasa aman dan nyaman, sehingga situasi kamtibmas yang kondusif dapat tercipta diwilayah hukum Polres Solok Selatan pada saat Kontijensi, Pemilu serta Pilkada pada tahun 2024 mendatang.

“Intinya menyikapi Pemilu serentak nantinya, kita ingin berupaya personil lebih baik dalam menghadapi situasi seperti itu dan jangan sampai keluar dari aturan SISPAMKOTA,” terangnya.

Aksi damai mendapatkan perhatian dari Pihak Kepolisian Resor Solok Selatan, dengan dijaga oleh Dalmas awal ditambah dengan hadirnya Tim Negosiator berusaha untuk melakukan perundingan dengan Korlap guna menampung dan menyampaikan aspirasi pengunjuk rasa.

Namun selang beberapa lama, hal yang tidak diinginkan pun terjadi. Aksi damai yang dilakukan mulai disusupi oleh  provokator, sehingga aksi dorong antara massa dan Dalmas pun terjadi.

Keadaan mulai tidak terkendali, Situasi hijau pun berubah menjadi situasi kuning sehingga Polres Solok Selatan menerjunkan Dalmas lanjut guna penanganan aksi unjuk rasa yang sudah mengarah kepada tindakan anarkis,  dimana massa mulai melempari Kompi Dalmas dengan benda keras dan melakukan pembakaran.

“Demi mencegah agar situasi tidak semakin anarkis, water canon dan gas air mata pun ditembakkan guna menguraikan massa,serta dengan sigap tim tindak berhasil mengamankan seorang yang diduga menjadi provokator,” bebernya.

Tidak senang terhadap tindakan Polisi yang melakukan penangkapan, massa pun semakin brutal dan beringas sehingga eskalasi situasi pun meningkat menjadi merah. Melihat situasi yang semakin anarkis, Kapolres Solok Selatan kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada Kapolda Sumbar selaku pengendali umum untuk dilakukan lintas ganti ke Kompi PHH Brimob.

Mendapat perintah dari Kapolda Sumbar, Kapolres kemudian memberitahukan kepada Danki Brimob untuk melakukan lintas ganti dari Kompi Dalmas kepada PHH Brimob.

Baca Juga : Ratusan Jiwa Melayang, PSSI Dukung Kepolisian Menyelidi Inseden Kerusuhan

Dengan menggunakan gas air mata, water canon, vulcano serta didukung oleh tim elang dan tim tombak dari Brimob, sebanyak 2 pleton PHH Brimob terus melakukan dorongan kepada massa sampai akhirnya massa pun mulai terdesak dan berangsur angsur membubarkan diri hingga akhirnya situasi kembali kondusif.

“Semua ini bukanlah peristiwa yang sesungguhnya dan hanyalah sebuah skenario simulasi Sispamkota yang kami gelar, terkait mengamankan aksi unjuk rasa  kenaikan harga BBM,” tutupnya.

Sementara, Bupati Solok Selatan Khairunnas mengapresiasi langkah yang dilaksanakan oleh Polres Solok Selatan  dalam menangani aksi unjuk rasa yang berlangsung anarkis.

“Simulasi ini rangkaian kegiatan menghadapi pengunjuk rasa yang mengganggu situasi kamtibmas di Kabupaten Solok Selatan,” pungkasnya.(adi)