Harga Cabai Rawit Masih Mahal di Solok Selatan. Foto:Adi
Solsel, kopasnews.com – Harga cabai rawit masih mahal dan menguntungkan para petani daerah Kabupaten Solok Selatan.
Harga tersebut sebanding denģlgan kondisi mahalnya pupuk untuk kebutuhan bercocok tanam cabai tersebut.
“Sekilo cabai rawit masih dibeli pedagang Rp35 ribu, harga sebesar itu masih menguntungkan para petani walaupun harga pupuk mahal,” ujar Kamra petani cabai rawit di Sungai Salak, Nagari Lubuk Gadang Utara, Kecamatan Sangir, Sabtu (20/8/2022).
Dia menyebut ada perbedaan harga sebesar Rp11 ribu antara rawit warna hijau dengan rawit warna putih.
Kecenderungan rawit hijau rentan mengalami keriting daun, sering layu dan mati. Tapi cabai rawit warna putih masih sedikit tangguh dengan penyakit yang menulari daun.
“Kalau cabai rawit warna putih hanya dihargai Rp24 ribu oleh pedagang,” ucapnya.
Muslim Ditetapkan Sebagai Camat Terbaik, 2 Operator dan Satu Penghargaan Khusus
Penyakit lainnya dialami rawit penyakit gorengan, ini sangat sulit diatasi dengan jenis peptisida apapun.
Kalau terkena dampak penyakit layu, maka harus segera dicabut dan dibuang agar tidak memindah ketanaman lainnya.
“Kalau penyakit layu, umumnya dialami rawit para petani daerah. Mengatasinya, ya dicabut,” ujarnya.
Sebelumnya ia sempat menjual Rp65 ribu perkilogram dengan hasil panen sekitar 300 kilogram lebih.
“Kalau diatas Rp25 ribu sekilo, petani masih untung menanam rawit. Kalau cabai keriting, biaya perawatannya tinggi. Makanya petani banyak bercocok tanam rawit,” paparnya. (adi)