Geliatkan UMKM dan Pariwisata Lewat Festival Teh dan Kopi

IMG 20220730 WA00231659332287491
Festival Kopi dan Teh Sarantau Sasurambi di Kafe Liki Tea

Solsel, kopasnews.com – Festival teh dan kopi Sarantau Sasurambi diharapkan mampu meningkatkan dan menggeliatkan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan keberadaan Pariwisata di Kabupaten Solok Selatan.

“Festival ini pedana kita helat di Solok Selatan, kedepan akan kita jadikan iven tahunan Pemerintah Daerah. Sebelumnya kita juga sudah gelar festival Durian dan festival sarantau sasurambi balimau,” sebut Bupati Solok Selatan, Khairunas, Sabtu (30/7/2022) di Kefe Liki dan Tea Hause Sungai Lambai.

Dia menyebut Festival teh dan kopi merupakan bentuk kontribusi dan kolaborasi pemerintah daerah bersama PT Mitra Kerinci, Bank Nagari, Ketua Lemba Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Solok Selatan, serta inisiator festival milenial serta pelaku UMKM kopi dan teh Solok Selatan.

Implementasi yang diinginkan daerah, tentunya iven ini dapat memberikan dampak positif terhadap pengembangan UMKM dan pariwisata.

“Even ini juga menghadirkan rangkaian kegiatan layanan pemerintah, sehingga memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat dan pelaku UMKM,” ucapnya.

Festival teh dan kopi ini digelar mulai (30-31/7/2022) dengan menampilkan produk teh dari PT Mitra Kerinci, PTPN VI Kayu Aro Jambi, PTPN IV Simalungun Sumatera Utara, PT Peconina Baru serta pelaku UMKM Solok Selatan yang konsen pada olahan teh jenis Claretta Tea.

Olahan kopi juga melibatkan kopi legend Solok Selatan seperti kopi jangguik, Andini, teras kopi Pak Datuak dan banyak produk UMKM lainnya.

“Semua kita perkenalkan lewat Festival kopi dan teh ini,” tuturnya.

Ketua DPRD Solok Selatan, Zigo Rolanda, mengatakan, sektor pertanian dan peternakan menjadi program unggulan Pemkab Solsel, dan hari ini masuk agenda Festival seperti hasil pertanian teh dan kopi.

Apalagi potensi kebun teh Mitra Kerinci dengan luas sekitar 2.000 hektar dan menghasilkan 4.800 ton teh per tahun.

Disisi lain Solok Selatan juga penghasil kopi kedua terbesar di Sumbar, produksi daerah capai 1.760 ton/tahun, serta telah diekspor ke luar negeri seperti Jepang dan Negara-Negara Eropa lainnya.

“Dengan semakin bergairahnya pertumbuhan coffe shop yang ada di Sumatera Barat, tentu membuka peluang bisnis teh dan kopi asal Solok Selatan yang memiliki kualitas cita rasa tersendiri,” paparnya.

Dia mengatkan tingkat pertumbuhan ekonomi di Solsel tertinggi di Sumatera Barat, di tahun 2021 meningkat dari 1.25 persen menjadi 3,47 persen. Hal tersebut tentunya juga ditandai dengan kopi asal Solok Selatan yang semakin diminati.

Sementara, Asisten Perekonomian dan Pambangunan Setdaprov Sumbar, Warda Rusmen saat membua Festival Teh dan Kopi ini menuturkan ketertarikannya terhadap teh premium Mitra Kerinci.

Dia mengaku kaget, ada harga teh harganya mencapai Rp2 juta per kilogramnya, namun saat festival ia mencobanya.

“Saya penasaran dengan rasa teh tersebut, harganya fantastis. Rasanya eksotis,” terangnya.

Dia melanjutkan, bahwa kebutuhan produk teh dan kopi di dunia sangat tinggi. Pasar teh Solsel lebih dominan ke Jepang, karena masyarakat dengan budaya minum teh yang tinggi. Sementara kopi, peluang pasar tertinggi yakni negara-negara Eropa.

Fastival ini dalam memperkenalkan produk kopi dan teh Solok Selatan, memperkenalkan kepada masyarakat luas keberadaan teh dan kopi.

“Jadi, untuk teh dan kopi Solsel sudah di Pasar Asia dan Eropa,” ternagnya. (adi)