Gandeng UNESCO Tangkal Hoaks dan Ujaran Kebencian Hadapi Pemilu 2024

20230623 1131161687494704847 1

 

Jakarta, kopasnews.com – Permasalahan media sosial di Indonesia sangat mempengaruhi kondisi pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, terutama bisa menjadi pemicu gejolak di tengah masyarakat. Maka perlu adanya antisipasi khusus penangkal hoaks dan ujaran kebencian menghadapi tahun politik.

Permasalahannya, kebanyakan pada sisi platform media sosial yang mana pengguna akun medsos kurang transparan dalam memoderasi konten, menggunakan algoritma, dan berapa orang moderator di grup akun medsos punya andil dalam menyaring konten.

Baca Juga : Peran Media Diharapkan Dalam Peningkatan Partisipasi Pemilih Pemilu 2024

“Pengguna medsos di Indonesia tinggi. Jadi, media sosial ini bisa picu siklus Pemilu seperti ujaran kebencian, disinformasi, dan konten menghasut yang tersebar secara online. Kondisi ini bisa berpotensi merusak kepercayaan publik terhadap Pemilu dan mampu memfasilitasi kekerasan di dunia nyata,” kata Kepala Unit Komunikasi dan Informasi, Kantor Wilayah Multisektoral UNESCO, Ana Lomtadze, Kamis (22/6/2023).

Sebab itu, Badan Pengawas Pemilihan Umum gandeng Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) inisiasi Bawaslu tangkal hoaks dan ujaran kebencian melalui kampanye Social Media 4 Peace.

Pertama untuk mempromosikan narasi kedamaian di media sosial. Saat Pemilu, pihak UNESCO akan berkerja bersama dengan anak muda,dan pemimpin keagamaan untuk mempromosikan narasi damai di medsos.

Kedua, dengan mengembangkan inovasi untuk menangkal ujaran kebencian dan hoaks.

“Platform medsos tidak memiliki ahli dalam konteks skala lebih kecil, tapi secara nasional untuk memoderasi konten yang disebar,” tuturnya.

Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja menceritakan banyak pengalaman dalam menghadapi hoaks di media sosial. Pada tahun 2017 lalu, hoaks terjadi begitu masif saat pemilihan Gubernur untuk DKI Jakarta dan di Pemily 2019 lalu.

Baca Juga : 514 KPU di 38 Provinsi Tetapkan DPT Pemilu 2024

“Bawaslu menjadi sasaran serangan hoaks ketika adanya masyarakat yang tidak puas dengan hasil Pemilu, ini tak bisa dipungkiri,” jelasnya.

Terjalinnya kerjasama bersama UNESCO, kedepan penanganan penyebaran hoaks dan ujaran kebencian di media sosial dapat ditangani dengan lebih baik terutama dalam menghadapi Pemilu 2024.

“Bawaslu-UNESCO dan Koalisi Damai berencana untuk melakukan deklarasi Social Media 4 Peace dalam waktu dekat ini. Salah satu antisipasi Bawaslu untuk menangkal hoaks dan ujaran kebencian hadapi Pemilu 2024,” tutupnya.

(fah)

Exit mobile version