Komuditi jagung kering terus mengalami peningkatan harga selama tahun 2021, sehingga dapat membantu sisi sulitnya perekonomian para petani di masa pandemi di Solok Selatan, Sumatera Barat.
Menurut pedagang, masyarakat Petani belum banyak yang panen sejak tiga bulan terakhir. Hal ini jadi pemicu terjadinya lonjakan harga jagung di Solok Selatan.
“Kenaikan ini karena belum banyak produksi jagung dalam tiga bulan terakhir, termasuk jagung dari luar daerah seperti Lampung dan lainnya belum masuk ke Sumbar,” kata Saparudin, Pedagang Jagung di Kecamatan Sangir, Rabu (15/9/2021).
Dijelaskannya, harga jagung dilapangan pedagang bervariasi kisaran Rp5.200-Rp5.300 perkilogram. Harga ini mengalami kenaikan sejak bulan lalu dan bertahan hingga sekarang. Empat bulan lalu kisaran Rp4 ribu hingga Rp4.500 peekilogram.
Dengan adanya kenaikan harga, tidak sekedar membangun sisi perekonomian petani selama pandemi. Juga setimpal harga pupuk yang dibeli para petani dengan hasil yang didapatkan saat ini, sebab diuntungkan dengan harga yang sudah mengalami kenaikan.
“Jika stok jagung terus menipis, maka harga akan mengalami kenaikan. Teori ekonomi ini tidak bisa dipungkiri, kalau jagung banjir untuk beberapa bulan kedepan. Maka harga pasti jatuh,” terangnya.
Romadul Fajri, petani jagung di Sungai Salak, Nagari Lubuk Gadang Utara, Kecamatan Sangir mengaku menjual jagungnya usai dipanen seharga Rp5.200 per kilogram.
Nah, jagung yang ia jual tersebut belum terlalu kering. Hanya satu hari dijemur. Namun terpaksa ia jual dengan segera, karena takut harga jagung mengalami penurunan.
“Alhamdullilah, kita panen jagung mengalami kenaikan harga,” paparnya.
Mairadi, petani lainnya di Sungai Salak baru memanen jantungnya. Baru memulai memanen tongkol jagung dibatangnya, mudahan saja tidak mengalami penurunan harga hingga proses rontok jagung selesai dilakukan.
Rata-rata hasil produksi jagung mencapai 2,5 ton hingga 3 ton per lima kilogram bibit, hasil itu tergantung kualitas bibit yang ditanam petani.
“Yang kita panen hari ini bibirnya hanya 6 kg, biasanya hasilnya bervariasi. Mulai 2,5 ton hingga 4 ton, tergantung pemupukan,” tuturnya.
Saat ini harga jagung sudah bagus, kabarnya Rp5.300 per kilogram. Kondisi terkini cuaca panas dan jagung mudahan cepat kering, sehingga dapat segera dijual ke toko jagung.
Biaya yang dikeluarkan mulai upah panen, upah rontok dan upah lansia karena kondisi infrastruktur jalan dilokasi lahan pertaniannya sulit dan jalan tanah.
“Kos panen hingga lansia cukup banyak,” terangnya. (Adi)