Jeddah, Kopasnews.com – Arab Saudi dihebohkan dunia wisata karena di sana ada satu pantai yang pengunjungnya diperbolehkan mengenakan pakaian renang biasa, bahkan bikini. Padahal kita tahu Arab Saudi tergolong masih konservatif.
Pantai itu adalah Pure Beach yang terletak di dekat Jeddah. Pantai tersebut merupakan bagian dari Lagoon Preserve, King Abdullah Economic City (KAEC). Terletak sekitar 125 km arah utara Jeddah.
Bilal Saudi, Kepala Acara di King Abdullah Economic City, mengatakan, pantai itu menargetkan pengunjung lokal dan turis asing.
Di sana, warga Arab dan turis asing bisa bebas mendengarkan musik, berdansa dengan harga tiket sebesar 300 riyal Saudi atau sekitar Rp1,1 juta per orang.
Tidak ada pemisahan berdasarkan jenis kelamin. Pria dan wanita pun bisa bebas bergandengan di pantai yang memiliki tulisan “Arab Saudi” dalam bahasa Inggris jika dilihat dari atas itu.
Asma, warga Arab Saudi, menghabiskan hari bersama kekasihnya di pantai-pantai di Arab Saudi tidak pernah terpikirkan. Tetapi kini, perempuan 32 tahun tersebut bisa berdansa dengan pasangannya di atas pasir putih di tepi Laut Merah dengan iringan musik dari pengeras suara.
“Saya senang saya sekarang bisa ke pantai terdekat untuk menikmati waktu saya,” kata Asma seperti dikutip dari AFP.
“Ini adalah simbol kebahagiaan, ini adalah impian kami untuk datang ke sini dan menghabiskan akhir pekan yang indah,” sebutnya.
Selain bisa datang bersama kekasih dan memasang musik dengan pelantang suara, kini turis perempuan juga dibolehkan memakai bikini di kawasan pantai Arab Saudi yang satu ini. Beberapa di antaranya bersantai sambil menghisap shisha.
Musik yang diperdengarkan juga bukan cuma musik lokal, tetapi lagu-lagu barat. Mereka berbincang, bercengkerama, berpelukan, bermesraan.
“Saya dibesarkan di sini, dan beberapa tahun yang lalu kami bahkan tidak diizinkan untuk mendengarkan musik, jadi ini seperti surga,” kata Hadeel Omar dari Mesir.
“Saya merasa bahwa saya tidak lagi harus bepergian (ke luar negeri) untuk bersenang-senang, karena semuanya ada di sini,” kata Dima, seorang pengusaha muda Saudi, sambil bergoyang mengikuti musik.
Meskipun demikian masih ada larangan larangan minum-minuman beralkohol masih berlaku secara nasional.
“Biasanya yang banyak datang ke sini para ekspatriat, alias pekerja asing. Tempat wisata pantai disetting sesuai permen (peraturan menteri wisata Arab Saudi) yang baru untuk membuat penduduk menghabiskan uangnya di dalam negeri,” kata Abu Muhammad Warga Negara Indonesia (WNI).
Namun, kendati diperbincangkan di Indonesia, nyatanya di Arab Saudi sendiri tempat ini bukan pantai umum yang ramai didatangi wisatawan. Areanya begitu jauh dari kawasan penduduk.
“Heboh di media saja, karena tempatnya kan khusus dan masuknya juga bayar per orangnya juga mahal antara 75-100 SAR/per orang dan tempatnya jauh dari tempat tinggal penduduk daerah pantai dan tempat ini memiliki izin dari Pemerintah Arab Saudi,” ucapnya dilansir dari Detik.com. (*)